Pulau Lombok Dan Suku Sasak
1. Senjata khas lombok
a. Kelewang
Kini
gilir tampil pedang khas tentara khusus kerajaan Lombok era bahula.
Kisaran tahun penciptaan berkisar rentang 1700 – 1800 Masehi.
Sebagaimana diungkap dalam buku “Keris Lombok” karangan Bapak Ir. Lalu
Djelenga. Masyarakat umum di Lombok lebih sering menyebut Klewang.
Julukan yang hampir sama bagi semua jenis pedang. Pasukan tentara
kerap menyandang di bagian tubuh-punggung belakang. Bentuk bilah besi
terhunus dengan lengkungan khas. Ujung mata pedang meruncing pada sisi
bilah bagian yang tajam. Pamor pada pangkal bilah sangat kontras dengan
tera motif yang kian tampil cantik. Terutama pada bagian tengah bilah
hingga ujung. Rentang panjang bilah capai 50 cm.
Warangka
terbuat dari kayu hitam. Tidak lazim seperti umumnya bahan warangka
keris khas Lombok, bersanding kayu Berora Pelet. Sedikit memberi kesan
tegas dan garang. Namun masih bernuansa estetis dengan tambahan
asesoris, segmen bungkus lempeng perak dan kuningan. Ukiran motif
minimalis hanya terdapat pada bagian hulu warangka.
Bagian
handel. Terbuat dari bahan tanduk yang di-ukir dengan motif khas
Lombok. Diperindah lagi dengan pembungkus berbahan perak. Sedikit lebih
tebal dibanding lempengan pada warangka. Dibuat hingga menutup dataran
pangkal tancap bilah. Berfungsi lingkar selut.
b. Pemaje
Pemaje
bukan kategori senjata tajam. Sekedar sebagai alat pendukung keperluan
rutinitas harian. Bukan fungsi tikam layaknya keris maupun belati khas
tradisional lainnya. Tapi keberadaan-nya sebagai benda etnografi khas
Lombok turut mewarnai khazanah ikonik budaya. Seperti pernyataan tidak
resmi, referensi artikel di salah satu media. Ungkap seorang tokoh
lokal menyebut dengan kelakar ringan. Pemaje adalah sekedar alat cungkil 'duri' yang menyusup di jari kaki. Pada pelaksanaan upacara adat sasak,
kadang pemaje juga tampil sebagai asesoris wajib sandang. Cuma tidak
seperti penempatan keris yang disematkan pada pinggang belakang. Pemaje kerap di sisipkan pada posisi depan perut. Rada miring terselip di ikat pinggang depan kain busana adat. Bisa ber-bilah tunggal maupun ganda (dual bahkan triple) dalam satu penampilan cover warangka. Secara umum tipe hulu
model kecil, kurus-lurus. Lancip tumpul pada ujung hulu. Melebih
ukuran satu genggam telapak. Bilah hanya pada salah satu asah miring
tajam, sementara penampang sisi bilah lain sengaja dibikin datar.
Antara bilah dan hulu terpasang semacam selut, pembungkus pangkal hulu.
Warangka bisa terbuat dari berbagai pilihan bahan kayu, juga tanduk.
Bisa polos maupun bermotif ukir. Khusus kayu, jenis khas yang dipakai hulu kerap pakai Berora Pelet. Temuan lain biasanya kayu Kemuning. Hal yang tidak "lumrah" sebenarnya. Namun sisi strata tampilan, kemuning cukup bagus sebagai penambah aura estetis. Terlebih berhias pendok material logam. Kian percantik performa. Berikut ada beberapa paritas contoh pemaje yang sempat terdokumentasi-kan.
2. Rumah adat khas Lombok
Salah
satu bentuk dari bukti kebudayaan Sasak adalah bentuk bangunan rumah
adatnya. Rumah bukan sekadar tempat hunian yang multifungsi, melainkan
juga punya nilai estetika dan pesan-pesan filosofi bagi penghuninya,
baik arsitektur maupun tata ruangnya. Rumah adat Sasak pada bagian
atapnya berbentuk seperti gunungan, menukik ke bawah dengan jarak
sekitar 1,5-2 meter dari permukaan tanah. Atap dan bubungannya (bungus)
terbuat dari alang-alang, dindingnya dari anyaman bambu, hanya
mempunyai satu berukuran kecil dan tidak ada jendelanya. Ruangannya
(rong) dibagi menjadi inan bale (ruang induk) yang meliputi bale luar
(ruang tidur) dan bale dalem berupa tempat menyimpan harta benda, ruang
ibu melahirkan sekaligus ruang disemayamkannya jenazah sebelum
dimakamkan.
Ruangan
bale dalem dilengkapi amben, dapur, dan sempare (tempat menyimpan
makanan dan peralatan rumah tangga lainnya) terbuat dari bambu ukuran 2 x
2 meter persegi atau bisa empat persegi panjang. Selain itu ada
sesangkok (ruang tamu) dan pintu masuk dengan sistem geser. Di antara
bale luar dan bale dalem ada pintu dan tangga (tiga anak tangga) dan
lantainya berupa campuran tanah dengan kotoran kerbau atau kuda, getah,
dan abu jerami. Undak-undak (tangga), digunakan sebagai penghubung
antara bale luar dan bale dalem.
3. Tarian Khas Lombok
a. Gendang Beleq
Gendang
Beleq adalah salah satu diantara beragamnya seni budaya tradisional
lombok dalam bentuk seni kreatif dengan musik dan tari tradisional yang
menggunakan alat –alat musik pentatonic tradisional lombok yang berupa
gendang besar dan seperangkat alat musik pukul, seni musik dan tari
tradisional .
Gendang
Beleq pada awalnya adalah merupakan jenis ritual yang di gunakan untuk
mengantar para prajurit yang akan pergi ke medan laga. Seiring dengan
bergulirnya waktu dan pergantian generasi , maka fungsi tersebut
bergerak dinamis. Sehingga saat ini tampilannya digunakan untuk
penyambutan para tamu dan kelengkapan upacara / acara- acara budaya adat
sasak.
b. PERESEAN
Masyarakat
komunitas Sasak memiliki banyak macam seni, ada seni pertunjukan
tertutup, terbuka, teater kolosal dan Drama tradisional, disamping itu,
ada pula yang tidak kalah menariknya yaitu Peresean, seni peresean ini
menunjukkan ketangkasan, kedigdadayaan seorang pepadu / jawara,
kesenian ini dilatar belakangi oleh pelampiasan rasa emosional para
Raja dimasa lampau ketika menerima mendapat kemenangan dalam perang
tanding melawan musuh-musuh Kerajaan, disamping itu para pepadu (pemain
/pelaku ) pada peresean ini mereka mengji ketangkasan,ketangguhan dan
kedigdayaan ( kepawaian) dalam bertanding.
Adapun
alat yang dipakai dalam Peresean ini antara lain sebagai berikut :
Masing-masing pepadu/pemain yang akan bertanding membawa sebuah periai
(ende) dipegang dengan tangan sebelah, dan disebelah lagi memegang alat
pukul yang terbuat dari sebilah rotan, dalam pertanding ini dipimpin
oleh seorang wasit ( Pekembar ), pekembar ini ada dua macam. Ada
pekembar sedi / pinggir ini akan menanding pasangan bertarung, sedangkan
pekembar tengaq akan memimpin pertandingan, pada umumnya para pepadu
yang bertarung oleh pekembar mempunyai awiq-awig dengan menggunakan
sistem ronde atau tarungan, masing-masing pasangan bertarung selama lima
ronde, yang akhir ronde / tarungan tersebut ditandai dengan suara
pluit yang ditiup oleh pekembar tengaq ( yang memimpin pertandingan ).
c. Tarian Tradisioanal Sasak Oncer
Kata Oncer berasal
dari kata “Ngoncer” yang artinya berenang. Tari ini dinamakan demikian
karena gerakan pokok tarian ini diambil dari gerakan ikan sepat yang
berenang.
Dalam bahasa Sasak disebut pepait ngoncer (ikan
sepat berenang). Tari oncer sangat erat hubungannya dengan gamelan
Gendang Beleq. Gendang Beleq dipukul sambil menari dengan gerakan yang
khas. Gamelan Gendang Beleq banyak terdapat di Pulau
Lombok. Gamelan Gendang Beleq pada zaman dahulu dipergunakan dalam
peperangan oleh raja-raja di Lombok, untuk memberikan semangat bagi
prajurit-prajuritnya da lam pertempuran. Bilamana pertempuran sudah
selesai, Gendang Beleq dipukul sambil menari dan men jadi hiburan bagi
para prajurit. Tarian itulah yang disebut oncer
Tari
oncer adalah ciptaan Lain Muhammad Tahir dari desa Puyung Lombok
Tengah pada tahun 1960. Tarian Oncer ciptaan Lalu Muhammad Tahir ini
merupakan tarian bersama yang terdiri atas tiga kelompok, yaitu enam
atau delapan orang pembawa kenceng disebut penari kenceng, dua orang
pembawa gendang disebut penari gendang, dan sate orang pembawa petuk
disebut penari petuk. Masing-masing kelompok membawakan gerakannya sendiri-sendiri
4. Bahasa Adat Pulau Lombok
Bahasa Sasak dipakai oleh masyarakat Pulau Lombok, propinsi Nusa Tenggara Barat. Bahasa ini mempunyai gradasi sebagaimana bahasa Bali dan bahasa Jawa. Bahasa Sasak serumpun dengan bahasa Sumbawa.
Bahasa Sasak mempunyai dialek-dialek yang berbeda menurut wilayah, bahkan dialek di kawasan Lombok Timur
kerap sukar dipahami oleh para penutur Sasak lainnya. Sebagai contoh,
kawasan antar rukun warga (RW) yang hanya berjarak 500 meter sudah
memiliki dialek yang sangat berbeda.
5. Kerajinan Tembikar
Salah satu kerajinan yang berasal dari LOmbok (sasak) adalah " Tembikar".
Kerajinan yang terbuat dari tanah ini dapat menghasilkan berbagai model dan bentuk yang indah dan cantik. Ada tiga daerah yang menjadi pusat pembuatan tembikar di LOmbok,di antaranya adalah " banyumulek,masbagik timur dan penujak.
Kerajinan yang terbuat dari tanah ini dapat menghasilkan berbagai model dan bentuk yang indah dan cantik. Ada tiga daerah yang menjadi pusat pembuatan tembikar di LOmbok,di antaranya adalah " banyumulek,masbagik timur dan penujak.
6. Kerajinan Tenun
Selain
karena keindahannya, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), juga terkenal
karena produksi kain tenunnya. Seperti di Desa Sukarara, Lombok Tengah,
di tempat ini kain tenun masih diproduksi secara manual kain tenun
atau dikenal dengan kain songket adalah ciri khas dari Pulau Lombok.
Kain songket merupakan kain tenunan yang dibuat dengan teknik menambah
benang pakan, hiasan dibuat dengan menyisipkan benang perak, emas atau
benang warna di atas benang lungsi, terkadang juga ada yang dihiasi
dengan manik-manik, kerang atau uang logam. Sekarang ini pusat
pengrajin kain songket adalah desa Sukarara, disinilah jika ingin
membeli kain tenun tradisional khas Lombok, serta melihat bagaimana
para penenun melakukan pekerjaannya. Lokasinya terletak 25 km dengan
kendaraan dari kota Mataram. Desa ini sangat menarik untuk dikunjungi
karena kegiatan sehari-hari masyarakat di desa ini telah menenun. Ciri
khas tenunan dari desa Sukarara ini adalah tenunan memakai benang emas,
desa ini telah dikenal menjadi salah satu obyek wisata yang banyak
dikunjungi oleh para tamu nusantara maupun mancanegara.
7. Alat transportasi Pulau Lombok
Cidomo atau kadang disebut Cimodok adalah alat transportasi tenaga kuda khas pulau Lombok, secara fisik kendaraan ini mirip dengan delman atau andong yang terdapat di pulau Jawa
Perbedaan utamanya dengan delman atau andong adalah alih-alih
menggunakan roda kayu, cidomo menggunakan roda mobil bekas sebagai
rodanya. Sampai saat ini alat transportasi ini masih menjadi sarana
utama transportasi terutama pada daerah-daerah yang tidak dijangkau oleh
angkutan publik dan daerah-daerah sentra ekonomi rakyat seperti pasar.
Cidomo merupakan singkatan dari cikar, dokar, dan mobil (Montor dalam bahasa Sasak).
Asal-muasal cidomo sendiri kurang tau persis sejak kapan ada di pulau
lombok, Kendaraan ini bermula dari alat transportasi tradisonal yang
bernama Cikar atau biasa diketahui sebagai kendaraan tradisonal yang
ditarik oleh kudakan tapi di khusus kan untuk mengangkut barang bukan
penumpang.
Dokar
sendiri merupakan alat transportasi tradisonal yang ditarik oleh kuda
tetapi di khususkan digunakan untuk mengangkut penumpang. Dokar banyak
juga ditemukan dibeberapa daerah di indonesi nama lain dari dokar di
beberapa daerah adalah Delman.
Tapi
yang membuat Cidomo ini begitu unik adalah karna penggunaaan Ban Mobil
sebagai Roda, seperti yang kita ketahui delman atau dokar menggunakan
roda dari bahan kayu. Pada zaman dulu juga dokar yang ada di pulau
lombok menggunakan roda dari kayu yang didisain khusus sesuai dengan
kondisi dokar tersebut.
8. Suku Lombok
Suku Sasak adalah suku bangsa yang mendiami pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Sebagian besar suku Sasak beragama Islam,
uniknya pada sebagian kecil masyarakat suku Sasak, terdapat praktik
agama Islam yang agak berbeda dengan Islam pada umumnya yakni Islam Wetu Telu,
namun hanya berjumlah sekitar 1% yang melakukan praktek ibadah seperti
itu. Ada pula sedikit warga suku Sasak yang menganut kepercayaan
pra-Islam yang disebut dengan nama "sasak Boda".
9. Merarik : Upacara Pernikahan Khas Sasak, Nusa Tenggara Barat
Membicarakan pernikahan Sasak, tidak bisa tidak membicarakan merarik, yaitu melarikan anak gadis untuk dijadikan istri. Merarik
sebagai ritual memulai perkawinan merupakan fenomena yang sangat unik,
dan mungkin hanya dapat ditemui di masyarakat Sasak, Lombok, Nusa
Tenggara Barat. Begitu mendarah dagingnya tradisi ini dalam masyarakat,
sehingga apabila ada orang yang ingin mengetahui status pernikahan
seseorang, orang tersebut cukup bertanya apakah yang bersangkutan telah merarik atau belum. Tulisan Bartholomen di atas secara jelas menunjukkan bahwa merarik
merupakan hal yang sangat penting dalam perkawinan Sasak. Bahkan,
meminta anak perempuan secara langsung kepada ayahnya untuk dinikahi
tidak ada bedanya dengan meminta seekor ayam. Tradisi khas Sasak Lombok
yang juga ditampilkan dalam pawai budaya adalah Nyongkolan.
Merupakan prosesi yang dilakukan oleh sepasang pengantin usai upacara
perkawinan. Dengan mengenakan busana adat yang khas, pengantin dan
keluarga yang ditemani oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat atau
pemuka adat beserta sanak saudara, berjalan keliling desa. Tradisi ini
juga merupakan sebuah bentuk “pengumuman” bahwa pasangan tersebut sudah
resmi menikah. Hingga saat ini, Nyongkolan masih tetap berlangsung dan
kerap menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan di Mataram dan
sekitarnya.
10. LAGU KHAS DAERAH LOMBOK
Suku Sasak, yang mendiami Pulau lombok hanya memiliki sedikit lagu daerah
yang benar benar asli alias tradisional. Lagu daerah sasak yang kini
banyak dijumpai dan didengarkan di rumah rumah Masyarakat Lombok, telah
banyak mengalami evolusi, mulai dari lirik dan musik pengiringnya.
Dulu, kecimol; yang merupakan kombinasi gendang beleq, organ dan suara
seruling , pernah sangat populer di masyarakat Sasak walau kesan para
pendengar langsung berubah dari menyaksikan pertunjukan musik
tradisional menjadi pertunjukan Musik Daerah yang didangdutkan, belum
lagi kalau mendengarkan lagu penyanyinya yang mengambil lagu dangdut
popular. Sebelum Kecimol, ada cilokaq. Lain dengan kecimol, cilokaq
berusaha mempertahankan ketradisionalan musiknya, walau lagu yang
diiringi (yang masih berbahasa sasak) merupakan ciptaan musisi sekarang.
Saya pribadi lebih menganggap Musik Tradisional Lombok adalah cilokaq
dari pada kecimol. Walau, yang benar benar asli masih ada seperti lagu Kadal Nongak, tapi sudah sangat sulit untuk menemukan rekaman lagu tersebut. Di Komunitas Sasak sendiri, ada lagu yang menjadi semacam lagu wajib dan sering didengarkan terutama ketika berada
diluar lombok, salah seorang dari mereka yang kini tinggal di Belanda
bahkan bilang ke saya bahwa setiap dua hari sekali beliau selalu
memutar ulang lagu tersebut. Ada yang air matanya selalu keluar ketika
mendenagrkannya, adaa juga yang merasa terpanggil untuk segera kembali
ke Lombok.
berarti seni misk kecimol itu bukan seni budaya warisan nenek moyang suku sasak kn?lalu kenpa hal itu mnjadi sebuah tradisi yg baku dlm setiap acara atau ritual adat,bahkan menjadi lebih populer dri seni musik tradisional asli suku sasak sendiri??
BalasHapussemeton senamian.. kecimol memang bukan tradisi asli kita ,, tp itu adalah salah satu bentuk kreativitas dari semeton2 kt,, jgn kta selalu melihat dr sisi negative saja,,,
BalasHapus